arrow_back
Takdir yang tersembunyi....
more_vert
-
info_outline Info
-
toc Table of Contents
-
share Share
-
format_color_text Display Settings
-
exposure_plus_1 Recommend
-
report_problem Report
-
account_circle Login
Search stories, writers or societies
Continue ReadingClear All
What Others Are ReadingRefresh
X
Never miss what's happening on Penana!
Takdir yang tersembunyi....
Author:
sifaza95

ISSUE #6
Pusingan Kedua: Kehilangan Batasan
Ustazah Nurul Fathiah menarik nafas dalam-dalam, cuba menahan rasa mual yang meluap. Dia memalingkan wajahnya. Air matanya terus mengalir, membasahi pipi. Dia tidak dapat menafikan kata-kata Siva tentang respons tubuhnya, dan itu adalah pukulan paling berat untuk jiwanya. "Jijik… Jijik pada diri sendiri," bisik hati Ustazah, rasa jijik pada tubuh yang seolah mengkhianatinya.475Please respect copyright.PENANAuWtXP0qmFl
475Please respect copyright.PENANAc8RBGnX1b9
Siva terus merapat, menindih Ustazah Nurul Fathiah sekali lagi. "Tolonglah, cantik… aku perlukan lagi… aku janji, kali ni, kau akan suka…" Suaranya berbisik di telinga Ustazah Nurul Fathiah, nafasnya yang panas dan berbau menampar pipi wanita itu. Dia tidak menunggu jawapan. Tangan Siva yang kasar kembali merayap di tubuh Ustazah Nurul Fathiah yang kini terdedah sepenuhnya dari pinggang ke bawah, jubahnya tersingkap dan seluar dalamnya tersadai di tepi. Jemarinya mula bermain-main dengan buah dada Ustazah yang empuk, mengurut perlahan puting yang telah ranum, membangkitkan getaran yang tidak diingini.475Please respect copyright.PENANAXnpokJu54Q
475Please respect copyright.PENANA9FJBxSUFow
Ustazah Nurul Fathiah menggigil, cuba mengumpul tenaga untuk meronta. "Jangan…!" bisiknya, suaranya parau, hampir tidak kedengaran. Tetapi tubuhnya seakan lumpuh, terperangkap dalam kepenatan dan kejutan. Siva kini mengalih posisinya. Dia tidak lagi membiarkan kaki Ustazah Nurul Fathiah di bahunya. Sebaliknya, Siva membalikkan Ustazah Nurul Fathiah perlahan-lahan ke posisi meniarap, menekan lembut pinggulnya untuk mengangkat tubuh Ustazah sedikit. Ustazah Nurul Fathiah kini dalam posisi merangkak di atas katil, punggungnya yang gebu dan montok terangkat tinggi, menjadi sasaran empuk. Tudung labuhnya masih tersarung longgar, menutupi sebahagian kepalanya, namun ia tidak lagi menjadi perisai.475Please respect copyright.PENANAx9iDLZJpBM
475Please respect copyright.PENANA38429OKBLk
Siva merapatkan tubuhnya dari belakang, menghela nafas panjang, menghirup aroma tubuh Ustazah Nurul Fathiah yang bercampur dengan bau ketakutan. Dia mencium belakang leher Ustazah Nurul Fathiah, menghantarkan getaran aneh. Tangannya memegang pinggang Ustazah erat, manakala alat kelaminnya yang kembali tegang mencari jalan masuk.475Please respect copyright.PENANAiw7NdesG8i
475Please respect copyright.PENANARBVTbjLt6t
"Ahh…!" Ustazah Nurul Fathiah menjerit kecil, tubuhnya tersentak ke hadapan apabila Siva menerjah masuk dari belakang. Kesakitan itu menikam, namun ia bercampur dengan rasa penuh yang menyesakkan. Air mata terus mengalir membasahi bantal, dan dia merasakan kehinaan yang tidak terperi. Dia cuba merangkak menjauh, namun Siva menahan erat pinggulnya.475Please respect copyright.PENANAwPhGEfDCaL
475Please respect copyright.PENANAPOFZ0YmcYR
Siva mula bergerak dengan irama yang lebih laju dan ganas, mendorong Ustazah Nurul Fathiah ke hadapan setiap kali dia mengasak. "Ini yang aku cari, cantik… Ini yang kau patut rasa…" monolog Siva dalam hati, penuh kepuasan. Dia dapat merasakan respons dari tubuh Ustazah, setiap getaran kecil, setiap hembusan nafas yang terpaksa dilepaskan. Tangannya kini merayap ke hadapan, mencapai buah dada Ustazah Nurul Fathiah. Kali ini, jemarinya meramas langsung pada kulit yang lembut, memicit dan menarik puting Ustazah Nurul Fathiah, menambah sensasi yang bercampur baur—antara jijik dan denyutan aneh yang tidak mampu dikawal Ustazah.475Please respect copyright.PENANAG4nkSmZ02F
475Please respect copyright.PENANAkJVPGeYgv9
Ustazah Nurul Fathiah memejamkan mata rapat-rapat, menggeletar hebat. Setiap sentuhan Siva, setiap gerakan tubuh lelaki itu di dalam dirinya, adalah siksaan yang luar biasa. Dia rasa tercemar, kotor, dan maruahnya diinjak-injak. Namun, dia membenci bagaimana tubuhnya, tanpa izin akalnya, masih mampu bereaksi terhadap rangsangan itu. Ada gelombang panas yang tidak diingini menjalari urat nadinya, menyebabkan perutnya berombak, dan otot-otot intimnya mengecut secara refleks. Air mata mengalir deras, membanjiri bantal di bawah wajahnya.475Please respect copyright.PENANAsrjeIgPDvJ
475Please respect copyright.PENANAc3kPSigEHl
Gelombang demi gelombang mula melanda Ustazah Nurul Fathiah sekali lagi, lebih cepat, lebih ganas, memaksa erangan demi erangan terlepas dari bibirnya yang kaku. Tubuhnya menegang, menggeletar tidak terkawal, mencapai klimaks yang lebih kuat, lebih dalam daripada sebelumnya, sebuah kemuncak yang membawa serta kehancuran jiwa. Dia tidak dapat menahan diri daripada melengkung ke belakang, nafasnya terhenti, terperangkap antara kenikmatan yang dibenci dan kehinaan yang memakan diri.475Please respect copyright.PENANAInSaw3UxIb
475Please respect copyright.PENANA36qZHYRFbO
Siva turut menjerit kepuasan, melepaskan segala isinya dengan satu asakan terakhir yang dahsyat. Dia tersembam di atas tubuh Ustazah Nurul Fathiah, nafasnya terputus-putus, merasakan kelegaan yang luar biasa. Tubuhnya bergetar, kini benar-benar "sembuh" dan puas.475Please respect copyright.PENANAL9qf6zyxi2
475Please respect copyright.PENANAWvLM2wNqji
Ustazah Nurul Fathiah terbaring lesu di atas katil, dalam posisi merangkak yang kaku. Basah dengan peluh dan air mata. Matanya merenung kosong, jiwanya terasa mati. Dia telah dipecahkan, dinodai, dan yang paling parah, dikhianati oleh tubuhnya sendiri. Hujan di luar masih lebat, seolah-olah alam menangisi kehancuran yang berlaku di dalam kamar itu.475Please respect copyright.PENANA0IMf2anwDn
475Please respect copyright.PENANAqEWvu1Z7SW
475Please respect copyright.PENANAz6cDtF5PxP
475Please respect copyright.PENANABQev14xZOJ
475Please respect copyright.PENANAyhGvoyOGC7
475Please respect copyright.PENANAPbVecGfYam
475Please respect copyright.PENANAPhNvPkakow
475Please respect copyright.PENANAYa6ZEx1qnM
475Please respect copyright.PENANADtpBMXRLrO
475Please respect copyright.PENANALBcJ6WxQqG
ns216.73.216.82da2
LIKES 4
READS 471
BOOKMARKS 30
Suggest Edits

Click to load the next chapter
X
After each update request, the author will receive a notification!
smartphone100 → Request update
X
Sponsor again
Click to login
Login first to show your name as a sponsor.
Thank you for supporting the story! :)
Please Login first.
×
Write down what you like about the story
×
Reading Theme:
Font Size:
Line Spacing:
Paragraph Spacing:
Load the next issue automatically
Reset to default
×
People Who Like This